Suluhjateng – Rebo wekasan ini sudah sangat umum dalam masyarakat Indonesia, utamanya masyarakat islam Jawa. Bahkan Mbak Maimoen Zubair atau mbah Moen juga pernah memberikan penjelasan tentang rebo wekasan ini.
Dalam sebuah pengajian, mbah Maimoen Zubair pernah menjelaskan makna dari rebo wekasan ini kepada para santrinya.
Kali pertama, Mbak Maimoen Zubair berujar dan mengutip dalam Kitab Tarikh Muhammadur Rasulullah.
Dalam kitab itu dijelaskan bahwasanya Rasulullah Saw awal sakit beliau di hari Rabu terakhir di bulan Shofar yang kita sebut hari arba mustamir (rebo wekasan).
Lebih dari 12 hari berturut-turut beliau sakit dan akhirnya pada tanggal 12 Robi’ul Awwal beliau wafat.
Dan di awal hari beliau sakit yaitu hari Rabu terakhir di bulan Shofar, Rasululllah pernah berpesan kepada Sayyidina Abu Bakar untuk ummat:
“Bersegeralah bershadaqoh, karena bala dan musibah tidak bisa mendahului shadaqoh terutama bershadaqoh kepada anak yatim dan orang faqir.”
Mbah Maimoen Zubair pada setiap malam Rebo Wekasan selalu melaksanakan shalat sunnat 4 roka’at sebagaimana seperti salat Isya dengan memakai tahiyat awal.
Namun, sebagian ulama juga ada yang mengatakan boleh melakukan salat 4 rokaat dan dua kali sama.***
Artikel Terkait
Pengertian Rebo Wekasan yang Jatuh Setiap Akhir Bulan Safar
Sejarah Rebo Wekasan yang Belum Banyak Diketahui Masyarakat, Tapi Dilakukan Ritualnya
Doa yang Dibaca Saat Ritual Rebo Wekasan, Lengkap dengan Artinya